Yuk Menghitung Dana Pensiun yang dibutuhkan agar Dapat Menjalani Pensiun dengan Sejahtera

Tayang: 23 September 2024, 10:00 WIB
Penulis: Dendi Sundayana
Editor: Tim Jabar Insight
Yuk mengjitung dana pensiun untuk mempersiapkan masa pensiun nyaman dan sejahtera.
Yuk mengjitung dana pensiun untuk mempersiapkan masa pensiun nyaman dan sejahtera. /Pegadaian/

JABARINSIGHT – Masa pensiun identik dengan istirahat atau ngurus cucu setelah berpuluh-puluh tahun hidup dalam rutinitas pekerjaan. Sayangnya, tidak semua sepakat dengan pendapat itu dan bahkan tidak sedikit yang khawatir dan tidak siap.

Sebuah survey yang pernah dilakukan HSBC pada 2019 bertajuk Bridging the Gap menunjukkan bahwa dari 68% responden yang menginginkan masa tua yang nyaman, hanya 30% yang telah sadar dan tergerak untuk mulai berinvestasi untuk masa pensiun mereka.

Baca Juga: MAU Investasi Reksa Dana Apakah Terkena Pajak? Simak Penjelasan Pakar Investasi

Kesenjangan ini mengakibatkan mayoritas responden survey memiliki kekhawatiran akan mandiri secara finansial saat masa pensiunnya nanti.  Sebanyak 86% khawatir akan dapat hidup dengan nyaman, 83% khawatir akan meningkatnya kebutuhan biaya kesehatan, dan 77% khawatir akan kehabisan dana pensiun.

Usia Pensiun rata-rata bagi pegawai atau karyawan di Indonesia adalah sekitar 55 – 58 tahun. Usia ini pada umunya dianggap telah melampaui batas produktif seorang karyawan. Namun demikian, bukan berarti kebutuhan untuk dapat hidup dengan nyaman juga harus berkurang.

Seorang pegawai yang memasuki masa pensiun dan tidak lagi bekerja tentunya berharap dapat hidup dengan kondisi sebagaimana saat dia masih aktif bekerja terutama dari aspek ekonomi, khususnya keuangan pribadi.

Sayangnya, menurut Pimpim Primaningsih, Senior Financial Consultant Primoney Solutions dan Business Partner SequisLife, sebagian besar orang pada saat masih aktif bekerja, tidak pernah benar-benar serius untuk mencari tahu berapa banyak dana yang mereka benar-benar butuhkan untuk dapat hidup sejahtera pada masa pensiun.

“Survey yang dilakukan oleh salah satu Asosiasi Internasional untuk Perencanaan Keuangan telah menunjukkan bahwa hanya sedikit yang tahu apa yang harus dilakukan tentang bagaimana mencapai pensiun dengan nyaman sebagai tujuan utama mereka,” tutur Pimpim kepada Jabar Insight.

Akibatnya, pada saat masuk masa pensiun, kehidupan ekonomi mereka sangat menurun drastis bahkan tidak sedikit yang pada akhirnya bergantung pada bantuan anak atau saudara.

Bagaimana Menghitung Dana Pensiun?

Menurut Pimpim, dana pensiun sangat penting karena alasan berikut ini:

  • Untuk mempertahankan standard hidup yang sama ketika pensiun,
  • Untuk memberikan kesempatan melakukan hal-hal yang dahulu tidak bisa dilakukan karena bekerja,
  • Untuk mempertahankan harga diri dan percaya diri bahwa ketika memasuki usia tua dan pensiun tidak perlu bergantung kepada orang lain.

Berdasarkan alasan tersebut, maka menpersiiapkan dana pensiun yang mencukupi harus segera dilakukan dengan mulai menghitung berapa besar dana yang dibutuhkan kelak dengan memanfaatkan penghasilan saat ini saat masih aktif bekerja dan produktif.

Baca Juga: YUK! Intip MG Cybersters di GIIAS Bandung 2024: Perpaduan Mobil Sport Klasik dengan Teknologi Mobill Listrik

Menurutnya, dalam menghitung kebutuhan dana bagi masa pensiun, ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu melalui pendekatan pengganti penghasilan (Income Replacement) dan pendekatan Pengganti Pengeluaran (Expenses Replacement).

Penghitungan kebutuhan dana pensiun dengan pendekatan penghasilan adalah penghitungan kebutuhan dana pensiun berdasarkan jumlah rata-rata penghasilan bersih bulanan pada saat tahun terakhir masa kerja selama periode mulai pensiun hingga tahun perkiraan usia harapan hidup seseorang (rata-rata antara 67 hingga 75 tahun bagi orang indonesia).

Dalam pendekatan penghitungan ini, perlu juga untuk bisa memperkirakan pendapatan yang diharapkan dari Jaminan Sosial berupa BPJS Ketenagakerjaan, maupun dari rencana pensiun karyawan yang berasal sumber lainnya seperti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).

Sedangkan pendekatan pengeluaran lebih menekankan pada berapa besar biaya hidup yang akan dikeluarkan pada saat mulai memasuki masa pensiun hingga tahun perkiraan usia harapan hidup seseorang.

Pendekatan pengeluaran ini agak lebih rumit jkarena harus memperhitungkan kemungkinan adanya biaya yang dikeluarkan karena sakit disebabkan pertambahan usia maupun faktor genetik seperti diabetes, jantung, darah tinggi, kanker dlsbnya.

Bagi Anda yang saat ini masif aktif bekerja dan dalam tahap produktif, sebaiknya jangan menunda-nunda terlalu lama untuk mulai melakukan perencanaan keuangan khususnya merencanakan kebutuhan dana dalam masa pensiun kelak. Ingatlah bahwa investasi kecil setiap tahun dapat menciptakan sebuah portofolio yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan masa depan.***

Sumber: Wawancara


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub