Benarkah Gaji PNS akan Naik? Tips Cerdas Mengelola Utang bagi PNS

- 19 Agustus 2024, 09:00 WIB
Tips cerras mengelola hutang PNS.
Tips cerras mengelola hutang PNS. /pxhere.com/

JABARINSIGHT - Akhir akhir ini ada isu hangat bahwa Gaji PNS pada tahun 2025 yang akan datang akan mengalami kenaikan. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa gaji PNS yang sekarang sudah tidak mampu lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup PNS disebabkan naiknya harga-harga kebutuhan pokok.

Kenaikan Gaji PNS ini biasanya secara otomatis juga akan mempengaruhi pada tunjangan lainnya seperti Tunjangan Kinerja, Gaji ke-13, maupun tunjangan-tunjangan lainnya yang terkait dengan gaji PNS.

Baca Juga: Bocoran Hyundai IONIQ 7 EV, Baterai Lebih Besar Hasilkan Jarak Tempuh Hampir 500 Kilometer

Namun yang sering menjadi bahan pertanyaan, mengapa gaji PNS tidak bisa bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, walaupun mungkin tidak semua PNS mengalaminya.

Hal yang paling umum dialami bagi kebanyakan PNS, baik di pusat maupun di daerah, adalah terdapat banyak sekali potongan-potongan yang dikenakan terhadap Gaji. Misalnya seperti potongan pinjaman koperasi, pinjaman bank, ataupun iuran-iuran lainnya yang terkait dalam kegiatan di lingkungan tempatnya bekerja.

Selain itu juga tentunya harga-harga kebutuhan yang sifatnya pokok hingga kebutuhan hidup sampingan (sekunder dan tertier) juga tidak stabil cenderung mengalami kenaikan.

Faktor-faktor tersebut ada yang dapat kita kendalikan (controllable) dan juga yang tidak bisa kita kendalikan (uncontrollable). Hal yang tidak bisa kita kendalikan adalah harga-harga kebutuhan hidup pokok, sedangkan yang dapat kita kendalikan adalah pengeluaran yang sifatnya pinjaman. 

Cerdas Mengelola Hutang PNS

Pimpim Primaningsih selaku Primoney Senior Consultant dan Sequis Life Business Partner mengemukakan bahwa banyak PNS yang memanfaatkan pinjaman bank dengan jaminan SK PNS untuk mendapatkan dana segar guna memenuhi kebutuhan primernya seperti membeli rumah untuk tempat tinggal (karena mengandalkan Taperum – sekarang Tapera - biasanya tidak mencukupi).

Atau untuk keperluan lain seperti memperoleh modal usaha untuk menambah penghasilan, atau untuk membeli sepeda motor bahkan mobil.

Biasanya memang pinjaman dengan “menyekolahkan SK” ke bank yang memiliki fasilitas untuk itu sangat memberi kemudahan kepada para PNS dengan disertai tingkat suku bunga pinjaman yang cukup murah walaupun terkadang bisa sama dengan pinjaman biasa.

Bank memberi kemudahan ini karena biasanya yang bersangkutan memiliki penghasilan yang jelas dan terukur sampai kapan penghasilan itu dapat diperoleh (stabil). Apalagi sekarang akses memperoleh pinjaman sangat mudah seiring dengan meningkatnya inklusi keuangan di masyarakat.

Tidak ada yang salah dengan pinjaman-pinjaman yang dilakukan PNS selama pinjaman tersebut bermanfaat dan tidak memberatkan ekonomi keluarga.

Yang menjadi masalah adalah apabila pinjaman-pinjaman yang dilakukan dapat menggoyahkan kestabilan ekonomi keluarga, yang ujung-ujungnya pada saat PNS tersebut pensiun tidak memiliki apa-apa selain uang pensiun yang diterima habis untuk membayar utang. Kebutuhan hidupnya malah menjadi tanggungan anak-anaknya.

Untuk itu, perlu suatu effort agar pinjaman-pinjaman tersebut tidak banyak menguras “jatah” untuk kebutuhan lain yang lebih diperlukan.

Baca Juga: MANTAP! Di Tasikmalaya Program Sejuta Tanaman Pangan Pekarangan Jaga Stabilitas Inflasi

Cobalah cermati apakah pengeluaran yang dialokasikan untuk melunasi pinjaman tersebut setiap bulannya sudah melebihi dari sepertiga total penghasilan (Gaji termasuk Tunjangan lainnya) bulanan?

Bila ternyata sudah melebihi sepertiga dari total penghasilan, mulailah untuk segera mengurangi belanja keperluan yang mengandalkan pinjaman. Perlu menyeleksi lagi pengeluaran yang berdasarkan keinginan dengan pengeluaran yang berdasarkan kebutuhan yang sumbernya dari pinjaman.

Mulailah segera menyisihkan di awal apabila menerima penghasilan tambahan lainnya seperti honor-honor kegiatan atau insentif dari perjalanan dinas untuk keperluan investasi serta memupuk dana cadangan.

Dengan menyisihkannya diawal saat menerima penghasilan tambahan tersebut, maka keinginan membelanjakannya untuk tujuan yang kurang perlu dapat dihindari. Hal ini karena sifat manusiawi dari setiap orang yang apabila menerima penghasilan tambahan selalu ada keinginan untuk memakai penghasilan untuk tujuan konsumtif.

Lakukan menyisihkan sebagian dari penghasilan tambahan di awal tersebut secara konsisten.

Demikian tips sederhana dalam mengurangi beban keuangan dari penghasilan yang rutin dan terbatas. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi Anda terutama bagi para PNS. Apabila Anda ingin berkonsultasi serta mengetahui cara mengatur keuangan keluarga lebih lanjut dapat mengirimkan email ke pprimani36@gmail.com.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Trending

Berita Pilgub