Prinsip Dasar Berinvestasi : Sisihkan Bukan Sisakan! Inilah Rumus Menyisihkan Uang untuk Investasi

26 Agustus 2024, 09:00 WIB
Prinsip dasar investasi, sisihkan bukan sisakan. /pixabay/

JABARINSIGHT – Perlu dipahami bahwa berinvestasi itu sangat penting, terlebih di masa sulit seperti sekarang ini, karena setiap individu harus memiliki pegangan, meski pandemi Covid 19 telah usai.

Manusia tidak bisa memprediksi masa depan dengan pasti, dan ketidakpastian inilah yang menuntut kita untuk merencanakan pilihan-pilihan terbaik demi menghindari hal terburuk yang tidak kita inginkan.

Baca Juga: KEPASTIAN Pembangunan Tol Getaci Jabar Tidak Jelas, Pembebasan Lahan di 2 Desa Ini Masih Jauh dari Harapan

Namun sebelum memulai investasi ada baiknya prinsip dasar berinvestasi harus mulai diterapkan dalam kehidupan, yakni kita harus disiplin menyisihkan bukan menyisakan uang yang kita terima sebagai pendapatan untuk diinvestasikan.

Rumus Menyisihkan Uang untuk Investasi

Alfons Kurniawan, Direktur Utama PT. Tumbuh Investasi Bersama yang juga Partner PT. Moduit Digital Indonesia dan Associate Financial Consultant Primoney Solutions memberikan rumus untuk menyisihkan uang untuk tujuan investasi.

Menurut Alfons, rumus yang umum digunakan untuk menyisihkan adalah 50:30:20, dimana 50% untuk biaya hidup seperti makan, transportasi, dan lain sebagainya. Selanjutnya, 30% untuk membayar cicilan dan tentunya harus cicilan yang bersifat produktif seperti KPR serta keperluan usaha, dan 20% untuk mulai berinvestasi.

“Nah, alokasi 20% dari total penghasilan yang didapatkan ini merupakan jumlah ideal yang dapat kita maksimalkan sebagai bekal hidup untuk hari tua kita kelak,” tutur Alfons kepada Jabar Insight.

Alfons menambahkan, dari alokasi 20% ini pun perlu dipisahkan juga sesuai kebutuhan. Mana yang untuk kebutuhan jangka pendek, mana yang untuk jangka menengah, dan mana yang untuk jangka panjang.

“Karena alokasi ini yang akan menentukan kita akan berinvestasi di intrumen apa saja sesuai kebutuhan dan profil resiko kita sendiri,” ujarnya.

“Jangan tergoda untuk trading saham hanya karena ikut-ikutan teman tanpa pemahaman yang cukup dan tidak mempelajari karakternya terlebih dahulu. Intinya, jangan sampai salah memilih sasaran berinvestasi sehingga akhirnya tidak sesuai tujuan investasi kita,” kata Alfons menambahkan.

Menurutnya, untuk tahap investasi awal, dapat memulai dengan mengalokasikan melalui instrumen Reksa Dana, seperti Reksa Dana Pasar Uang untuk jangka pendek, Reksa Dana Pendapatan Tetap untuk jangka pendek ke menengah, Reksa Dana Campuran untuk jangka menengah ke panjang, dan Reksa Dana Indeks atau Reksa Dana Saham untuk jangka panjang.

 Baca Juga: DINILAI Rugikan Masyarakat, Satgas Pasti OJK Blokir 1001 Pinjol dan Investasi Ilegal Online

Sama halnya dengan menabung, menurutnya, memilah uang untuk diinvestasikan akan membantu kita agar tidak terjebak dalam lingkaran masalah keuangan (financial problem) di masa mendatang.

Alfons mengatakan bahwa memiliki pemahaman yang tepat terhadap berinvestasi akan memudahkan untuk bisa konsisten dan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan dan kebijakan investasi yang telah kita tetapkan di awal.

Menurutnya, sebagian besar pola pikir orang awam masih berpikir bahwa berinvestasi adalah tentang bagaimana kita menyisakan sebagian dari penghasilan kita, dimana investasi menjadi bagian akhir dari arus keuangan kita, jika ada sisanya.

“Tentunya akan jauh lebih baik bila kita telah merencanakan berapa besar yang akan kita sisihkan setiap bulan, dimana artinya kita tidak lagi menyisakan uang kita untuk berinvestasi namun kita telah menyisihkan dan mempersiapkan dengan perencanaan yang akan kita lakukan sebelumnya,”paparnya.

Menurutnya, pada akhirnya, menyisakan dan menyisihkan adalah dua hal yang berbeda. Dan yang terbaik di antaranya adalah konsisten dalam menyisihkan bukan menyisakan.

Jadi sudahkah Anda sisihkan penghasilan Anda untuk investasi?***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending