Network
JABARINSIGHT – Usaha pertanian budidaya kentang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencoba “mencuri start” dengan melakukan penanaman saat kondisi masih kemarau 2024. Dengan cara itu, usaha budidaya kentang diharapkan dapat memperoleh harga lebih bagus, karena duluan panen.
Di Kecamatan Cigedug, sejumlah petani kentang dengan bimbingan Badan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat, sudah melakukan penanaman kentang, pada Kamis, 19 September 2024.
Sebelumnya, Kecamatan Cigedug memperoleh prestasi membanggakan dalam sektor pertanian. Percontohan budidaya kentang program ICARE Jawa Barat berhasil panen dengan produksi mencapai 29,712 ton per hektar.
Angka ini jauh melampaui rata-rata produksi petani kentang di wilayah tersebut, membuktikan efektivitas metode budidaya Good Agricultural Practices (GAP) yang diterapkan.
Baca Juga: Produksi Panen Kentang di Garut 2024 Naik 76 Persen, Pakai Teknik Pertanian Cerdas
Dikutip dari Instagram @ bsipjabar, langkah tanam pada awal musim kemarau menjadikan percontohan ini melalui masa-masa sulit. Minimnya ketersediaan air tidak menghentikan penerapan GAP yang telah disusun oleh Tim BSIP Jawa Barat.
Hasil panen pada demplot kentang yang dikelola oleh Kang Ari di Kampung Cirata, Desa Sukahurip, menjadi bukti nyata. Melalui penerapan teknik budidaya yang tepat dan pemilihan varietas unggul, Kang Arik berhasil meraih hasil panen di atas rata-rata biasanya.
Hasil panen demplot di Kecamatan Cigedug dapat menjadi rujukan bagi daerah lain yang ingin mengembangkan budidaya kentang di musim kemarau. Keberhasilan percontohan program ICARE pada 5 kecamatan diharapkan dapat memperkuat posisi Garut sebagai salah satu sentra produksi kentang di Indonesia.
Sebagai gambaran, Kabupaten Garut merupakan sentra utama budidaya kentang di Jawa Barat, kemudian disusul Kabupaten Bandung dan Kabupaten Majalengka. Produksi kentang asal Jawa Barat menjadi tolok ukur nasional, bersama asal Dieng, Jawa Tengah. ***
