Keren, Daya Saing Indonesia Ungguli Inggris, Prancis, Jepang, dan Malaysia, Cek 4 Indikator Pendongkrak

- 19 Juni 2024, 13:00 WIB
Foto ilustrasi siswa menampilkan robot yang dioperasikan melalui telepon pintar pada Expo Pendidikan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu, 5 Juni 2024. peringkat daya saing Indonesia berhasil naik ke posisi 27 dunia dari total 67 negara.
Foto ilustrasi siswa menampilkan robot yang dioperasikan melalui telepon pintar pada Expo Pendidikan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu, 5 Juni 2024. peringkat daya saing Indonesia berhasil naik ke posisi 27 dunia dari total 67 negara. / ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/

JABARINSIGHT - Daya saing Indonesia menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu ditunjukkan dengan naiknya peringkat negeri ini di tingkat global.  

Berdasarkan hasil Riset IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024, peringkat daya saing Indonesia berhasil naik ke posisi 27 dunia dari total 67 negara.

Peringkat Indonesia tahun 2024 ini naik signifikan hingga tujuh peringkat dari sebelumnya, yakni peringkat 34 dunia pada 2023.

Baca Juga: Miris, 83 Juta Pekerjaan Terancam Hilang, Menkominfo Ajak Pelaku Bisnis Manfaatkan AI

Daya saing Indonesia berhasil mengungguli United Kingdom atau Inggris Raya di posisi 28 dan Prancis di posisi 31.

Untuk kawasan Asia, daya saing Indonesia juga berhasil melampaui Jepang di posisi 38 dan India (39).

Di kawasan Asia Tenggara, daya saing Indonesia berada di posisi tiga besar setelah Singapura (peringkat 1) dan Thailand (25).

Direktur World Competitiveness Center (WCC) IMD Arturo Bris dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, 18 Juni 2024, menyebutkan, dalam beberapa dekade terakhir, negara seperti Tiongkok, India, Brasil, Indonesia, dan Turki mengalami pertumbuhan dan pembangunan pesat.

"Sebagai imbasnya kini mereka memegang peranan penting dalam perdagangan, investasi, inovasi, dan geopolitik,” kata Arturo Bris seperti dikutip Antara.

Berdasarkan riset WCR 2024, berikut ini beberapa negara dengan daya saing terbaik di kawasan Asia Tenggara, yaitu Singapura (1), Thailand (25), Indonesia (27), Malaysia (34), dan Filipina (52).

Baca Juga: 10 Smartphone Mumpuni Harga Rp1 Jutaan di 2024: Kapasitas Baterai Besar, Performa Bukan Kaleng-kaleng

Indonesia dan Malaysia bertukar posisi

Tahun 2024 ini, Indonesia dan Malaysia bertukar posisi. Daya saing Malaysia anjlok ke posisi 34 dari sebelumnya di posisi 27 pada 2023.

Arturo Bris mengungkapkan, jebloknya performa Malaysia tahun ini lantaran pelemahan mata uang, ketidakstabilan politik, dan ketidakpastian kebijakan pemerintah.

Di sisi lain, Indonesia naik dari sebelumnya peringkat 34 pada 2023, menggantikan Malaysia di posisi 27.

Menurut dia, daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto).

"Tahun ini performa ekonomi Asia Tenggara amat baik, kecuali untuk Malaysia yang turun peringkat,” kata Arturo Bris.

Baca Juga: Laptop Tempur Buat Gamer Pemula: Lenovo LOQ 15IAX9I, Cek Harga Gadget Bersertifikasi Standar Militer Ini

Secara keseluruhan, peringkat Indonesia hanya terpaut tipis dengan Inggris (28), mengungguli daya saing Jepang (38) dan India (39).
Peringkat daya saing Inggris memburuk setelah British Exit (Brexit) karena terisolasi dari negara Eropa lain. Daya saing Inggris baru membaik tahun ini.

Sementara itu, penurunan daya saing Jepang, kata Arturo Bris melanjutkan, lantaran negeri matahari terbit ini kurang agresif melakukan transformasi digital.

Sebagai indikasinya, Jepang belakangan ini tidak lagi memiliki perusahaan multinasional yang menawarkan layanan teknologi baru seperti AI, mikrocip, pengelolaan data, komputasi awan (cloud), dan sebagainya.

4 Indikator pendongkrak daya saing

Arturo Bris menerangkan bahwa IMD World Competitiveness Center (WCC) menggunakan 4 indikator untuk menentukan peringkat WCR 2024, yaitu performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.

Baca Juga: OJK Berantas 915 Entitas Keuangan Ilegal, Simak 8 Tips Memilih Pinjol Aman agar Terhindar dari Penipuan

Dari keempat indikator ini, peringkat daya saing Indonesia didongkrak oleh tinggi pada efisiensi bisnis atau Business Efficiency (14), efisiensi pemerintah/Goverment Efficiency (23), dan performa ekonomi/Economic Performance (24).

Namun, Indonesia masih cukup lemah pada ketersediaan infrastruktur, terutama terkait infrastruktur kesehatan dan lingkungan (61), pendidikan (57), sains (45), dan teknologi (32).

Terkait efisiensi bisnis, sektor yang berhasil mendongkrak skor Indonesia adalah masifnya ketersediaan tenaga kerja (2), efektivitas manajemen perusahaan (10), perilaku dan tata nilai masyarakat yang mendukung efisiensi perusahaan (12). Sedangkan sektor yang masih perlu ditingkatkan adalah finansial (25) dan produktivitas (30).

Untuk efisiensi pemerintah, nilai Indonesia paling terpuruk terkait legislasi bisnis (42) yang mendukung daya saing sektor swasta seperti aturan perdagangan, persaingan, dan ketenagakerjaan.

Peringkat kedua terburuk terkait kerangka sosial yang mengukur keadilan penegakan hukum, pendapatan, dan kesetaraan gender (39).

Sedangkan sektor pendongkrak skor Indonesia adalah kebijakan pajak (12) dan kebijakan finansial publik (18) terkait efisiensi bank sentral dan bank umum.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah