Sambut Musim Hujan 2024, Petani Karet Jawa Barat Berharap Bantuan Pupuk

Tayang: 25 September 2024, 12:23 WIB
Penulis: Kodar Solihat
Editor: Tim Jabar Insight
Salah satu kegiatan petani karet di Bandung Barat, Jawa Barat, 2024.
Salah satu kegiatan petani karet di Bandung Barat, Jawa Barat, 2024. /dok Ahmad Yusuf Suhendar/Apkarindo Jawa Barat

JABARINSIGHT – Para petani karet di Jawa Barat berharap dapat bantuan pupuk dari pemerintah untuk musim hujan akhir 2024. Sebab, banyak usaha perkebunan karet rakyat menjadi menurun produktivitasnya, karena harga jual rendah terlalu lama.

Walau harga karet membaik pada tahun 2024, namun banyak petani karet masih kesulitan meningkatkan kembali produktivitas tanaman. Selain tanaman karet sudah tua, juga kekurangan pupuk karena banyak petani kesulitan modal.

Ketua Apkarindo (Asosiasi Petani Karet Indonesia) Jawa Barat, Ahmad Yusuf Suhendar, di Bandung, kepada JabarInsight, Rabu, 25 September 2024, menyebutkan, kondisi musim peralihan musim kemarau ke penghujan pada September-Oktober 2024, menjadi harapan para petani karet untuk pemupukan.

Baca Juga: Produksi Karet Rakyat di Jawa Barat Austus 2024, Terpengaruh Puncak Kemarau

Pada kondisi menjelang berakhirnya musim kemarau 2024, menurut Ahmad Yusuf Suhendar, produksi karet seperti biasanya menurun karena faktor cuaca. Para petani karet praktis tidak memperoleh penghasilan dari usahanya.  

“Harapannya diakhir musim penghujan ini ada bantuan dari pemerintah untuk pemupukan, karena idealnya tanaman karet yang sudah produksi dipupuk 2 kali dalam satu tahun,” ujar Ahmad Yusuf Suhendar.

Dikatakan, pemupukan tanaman karet yaitu pada awal dan di akhir musim penghujan. “Tetapi, sudah lama para petani karet tidak mendapatkannya,” ucapnya.

Ahmad Yusuf Suhendar berharap kepemimpinan yang baru Indonesia nanti, para  petani karet lebih di perhatikan oleh pemerintah baik oleh pusat atau daerah. Sebab, mengingat kebutuhan karet yang unlimited dan terus meningkat.

Baca Juga: RUU Komoditas Strategis, Pelaku Perkebunan Teh dan Karet Rakyat Jawa Barat Merespon

Prediksi saat musim hujan

Sementara itu, salah seorang pengusaha produksi olahan karet di Malangbong, Garut, Acep Munandar, menyebutkan, sejak beberapa pekan terakhir harga lump karet rakyat naik Rp 1.000/kg menjadi Rp 13.000/kg. Sebab, produksi karet memang sedang terhenti karena kemarau.

Tetapi, katanya, jika kemudian dilanjut lagi dengan musim hujan, walau produksi kembali ada tetapi penyadapan karet juga terhambat. Yang menjadi prediksi, adalah pengaruh ke harga karet.

Di lain tempat, petani karet asal Ketib Sumedang yang memiliki kebun karet dan kelapa sawit yang luas di Pekanbaru, Riau, Edi Mulyadi, menyebutkan, ada harapan bahwa perbaikan harga karet akan dapat terus terjadi, agar pengusahaan komoditas ini dapat bertahan.

“Sampai sekarang hasil pendapatan dari usaha karet masih belum bisa dihitung titik impasnya, walau pun harganya memang naik lagi. Kepastian keuntungan usaha karet harus diperoleh, agar usaha ini tidak habis dikonversi ke sawit,” ujarnya disela-sela Reuni Faperta Unwim di Tanjungsari, Sumedang, 22 Septeber 2024. ***

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub