Panen Padi di Indramayu Peroleh Hasil Tertinggi, Lahan Pertanian Dipulihkan

Penulis: Kodar Solihat
Editor: Tim Jabar Insight
Produksi pertanian padi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat memperoleh hasil tertinggi sampai 14,37 ton/hektare gabah kering giling (GKG).
Produksi pertanian padi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat memperoleh hasil tertinggi sampai 14,37 ton/hektare gabah kering giling (GKG). /Instagram @bsipjabar

JABARINSIGHT– Produksi pertanian padi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat memperoleh hasil tertinggi sampai 14,37 ton/hektare gabah kering giling (GKG). Perolehan tersebut merupakan panen perdana pada area demplot 1.000 hektare yang menggunakan pupuk organik cair.

Di Indramayu dilakukan demplot kawasan khusus pertanian organik. Tujuannya adalah memulihkan kesuburan tanah pertanian di Indramayu, karena sudah jenuh bahan-bahan kimia dari pupuk dan obat-obatan.

Informasi diperoleh dari Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat Kementan, Selasa, 24 September 2024, panen padi mencapai hasil tertinggi itu karena menggunakan pupuk organik yang dikerjasamakan dengan perusahaan swasta.

Disebutkan, panen perdana demplot pupuk organik dilakukan pada Minggu, 22 September 2024. Penggunaan pupuk organik dilakukan dengan perusaaan swasta produsen pupuk organik.

Baca Juga: Lahan Pertanian Eks Redistribusi di Garut dan Kabupaten Bandung Rawan Bencana Alam

Pupuk organik cair tersebut, kaya akan asam amino dan vitamin hewani, terbukti mampu meningkatkan produktivitas lahan secara signifikan. Di salah satu lahan yang dikelola oleh Sanijah di Kecamatan Widasari, uji ubinan menunjukkan hasil yang mengesankan. Produktivitas mencapai 16,06 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektar, yang dikonversi menjadi 14,37 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar.

Tonggak sejarah

Kepala BSIP Jawa Barat, Dr. Rustan Massinai, menyatakan  pencapaian ini merupakan tonggak sejarah dalam upaya mengembalikan produktivitas padi di Jawa Barat ke angka belasan ton per hektar.

“Ini adalah momentum penting bagi pertanian kita, terutama dalam membuktikan bahwa penggunaan pupuk organik ramah lingkungan dapat memberikan hasil optimal,” ujar Dr. Rustan.

Baca Juga: Pertanian Padi di Indramayu Didorong Efisien Pupuk Tapi Produksi Meningkat.

Selain itu, ia menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta seperti yang dilakukan dengan PT Cin Korea-Indonesia sangat penting untuk meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.

Program ini diharapkan menjadi model bagi petani lain di Indonesia dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas.

Keberhasilan panen perdana ini juga membuka peluang untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan produktivitas yang meningkat dan teknologi pupuk organik yang terbukti efektif, Jawa Barat berpotensi menjadi pelopor dalam pengembangan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dan efisien.***


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub