SEJUMLAH Investor Jepang, Korea, China Minati Proposal Akademi Kopi di Ajang WJIS 2024

23 September 2024, 11:00 WIB
Investor Jepang, Korea, China minati proyek Akdemi Kopi di ajang WJIS 2024. /Gravfarim Indonesia/

JABARINSIGHT – Di ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2024 yang berlangsung 19 September 2024 lalu, sejumlah investor tertarik dengan proposal proyek pendirian Akademi Kopi yang rencananya akan dibangun di Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Menurut  penggagas proyek tersebut yang juga CEO Gravfarm Indonesia, Yugian Leonardy, sejumlah investor yang hadir di ajang WJIS 2024, bahkan sejumlah investor asing tertarik dengan proposal rencana tersebut.

Baca Juga: DUA BUMD Jabar Gaet Investasi di Ajang WJIS 2024, Salah Satunya Berada di Kawasan Rebana

“Alhamdullilah..proses kang..masih banyak calon investor yang minta info-infi dan lain-lain,” tutur Yugian kepada Jabar Insight, Sabtu 21 September 2024.

“Beberapa diantaranya menjurus ke MoU,” lanjutnya.

Di antara para investor yang datang ke booth mereka di ajang WJIS 2024, beberapa di antaranya investor dari luar negeri yakni dari Jepang, Korea, dan China.

Pembangunan Akademi Kopi

Seperti diketahui, di ajang WJIS 2024, Pemrpov Jabar tawarkan sekitar 240 peluang investasi, termasuk 40 proyek investasi yang sudah siap. Pemprov Jabar mentargetkan meraup investasi senilai Rp 117,6 triliun.

Salah satu proyek investasi yang ditawarkab adalah menyiapkan kapasitas kopi, khususnya kopi Jawa Barat hingga ke tingkat pasar global.

Salah satunya dengan rencana mendirikan akademi perkopian yang akan dibangun di Lebak Muncang, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Salah satu tujuannya adalah menaikkan martabat petani kopi. Bahkan tempat ini nantinya akan menjadi pelatihan bagi para calon diplomat tentang kopi yang nantinya bisa menjadi bekal dalam melaksanakan diplomasi kopi.

Yugian mengemukakan bahwa proyek tersebut adalah meningkatkan kapasitas produksi kopi Jawa Barat untuk memenuhi permintaan pasar global.

Adapun gambaran rencana proyek dengan nilai investasi sebesar Rp  93,6 miliar itu adalah mendirikan akademi dengan sistem pendidikan yang memadukan ruang kelas teori dengan praktek lapangan serta penelitian laboratorium.

“Semuanya mencakup segala hal mulai dari pembibitan, teknik penanaman, teknik industri pengolahan kopi, hingga manajemen rantai pasok,” ujarnya kepada Jabar Insight.

Nantinya, akademi kopi ini akan memiliki sederet fasilitas  yakni Kelas Pelatihan, Laboratorium Terintegrasi, Lab Kontrol Kualitas, Kelas Pembuatan Bir dan Mixologi, Pergudangan, Pengemasan dan Manajemen Kafe, Perpustakaan, Taman Belajar, Area Komunitas, Inisiatif Keberlanjutan, hingga kualifikasi.

Didukung Kementerian Luar Negeri

Yugian mengemukakan, proposal proyek tersebut bisa masuk dalam salah satu proyek yang ditawarkan kepada investor di ajang WJIS 2024, karena mendapat dukungan dari sejumlah instansi mulai dari Dinas Indag provinsi Jabar hingga Kementerian Luar Negeri.

Menurutnya, pihaknya melalui Gravfarm Indonesia sudah menyelengarakan sejumlah pelatihan yang terkait dengan perkopian mulai dari hulu yakni penanaman kopi hingga hilir terkait dengan produksi kopi. Hal itu juga termasuk manajemen untuk penyelenggaraan kafe kopi termasuk menyiapkan barista bersertifikat.

Baca Juga: Jawa Barat Masih Lanjutkan Penanaman Kopi Arabika Sigarar Utang di Tasikmalaya

“Kami bahkan sudah melaksanakan pelatihan batch 2 di Jawa Tengah dan batch 3 di Jawa Timur. Ke depannya, kami ingin mendirikan wadah yang lebih lengkap lagi dari sekedar pelatihan-pelatihan sebelumnya. Kami ingin mendirikan akademi perkopian,” tuturnya.

Dari sejumlah instansi yang berkunjung ke tempata pelatihannya, menurut Yugian, seperti kunjungan dari Indag Jabar hingga Kementerian Luar Negeri dan dari kelompok-kelompok lainnya. “Dari orang-orang inilah mereka mendukung rencana pendirian akademi kopi, sehingga kemudian proyek ini muncul,” ujarnya.

Sejalan dengan semakin berkembangnya kopi sebagai alat diplomasi yang dilakukan Kementerian Luar Negeri, Gravfarm Indonesia juga menjadi langganan pelatihan bagi calon-calon diplomat  yang akan dikirim ke berbagai negara dengan diberikan pelatihan tentang kopi sebaai bahan diplomasi kopi yang akan dijalankan nantinya.

Yugian menambahkan, nantinya bagi peserta di pendidikannya tersebut akan mendapatkan sertifikat langsung dari Amerika, karena dalam pelatihan juga dilaksanakan secara online langsung dengan Amerika Setikat.

Untuk sistem pelatihan atau pendidikan tentang kopi, menurutnya, pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan 6 perguruan tinggi seperti peruruan tinggi di Subang, Karawang, Bogor, Belitung, Semarang dan di Sulawesi.

Gravfarm sendiri sudah mengadakan berbagai pelatihan tentang kopi ini sejak 2018 di berbagai daerah seperti di Medan, Bali, dan di Ciwidey.

Nantinya akademi kopi ini akan dibangun di kawasan wisata Lebakmuncang, Ciwidey, Kabupaten Bandung. ***

Editor: Tim Jabar Insight

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Trending