SEJUMLAH Investor Jepang, Korea, China Minati Proposal Akademi Kopi di Ajang WJIS 2024

Penulis: Dendi Sundayana
Editor: Tim Jabar Insight
Investor Jepang, Korea, China minati proyek Akdemi Kopi di ajang WJIS 2024.
Investor Jepang, Korea, China minati proyek Akdemi Kopi di ajang WJIS 2024. /Gravfarim Indonesia/

Yugian mengemukakan bahwa proyek tersebut adalah meningkatkan kapasitas produksi kopi Jawa Barat untuk memenuhi permintaan pasar global.

Adapun gambaran rencana proyek dengan nilai investasi sebesar Rp  93,6 miliar itu adalah mendirikan akademi dengan sistem pendidikan yang memadukan ruang kelas teori dengan praktek lapangan serta penelitian laboratorium.

“Semuanya mencakup segala hal mulai dari pembibitan, teknik penanaman, teknik industri pengolahan kopi, hingga manajemen rantai pasok,” ujarnya kepada Jabar Insight.

Nantinya, akademi kopi ini akan memiliki sederet fasilitas  yakni Kelas Pelatihan, Laboratorium Terintegrasi, Lab Kontrol Kualitas, Kelas Pembuatan Bir dan Mixologi, Pergudangan, Pengemasan dan Manajemen Kafe, Perpustakaan, Taman Belajar, Area Komunitas, Inisiatif Keberlanjutan, hingga kualifikasi.

Didukung Kementerian Luar Negeri

Yugian mengemukakan, proposal proyek tersebut bisa masuk dalam salah satu proyek yang ditawarkan kepada investor di ajang WJIS 2024, karena mendapat dukungan dari sejumlah instansi mulai dari Dinas Indag provinsi Jabar hingga Kementerian Luar Negeri.

Menurutnya, pihaknya melalui Gravfarm Indonesia sudah menyelengarakan sejumlah pelatihan yang terkait dengan perkopian mulai dari hulu yakni penanaman kopi hingga hilir terkait dengan produksi kopi. Hal itu juga termasuk manajemen untuk penyelenggaraan kafe kopi termasuk menyiapkan barista bersertifikat.

Baca Juga: Jawa Barat Masih Lanjutkan Penanaman Kopi Arabika Sigarar Utang di Tasikmalaya

“Kami bahkan sudah melaksanakan pelatihan batch 2 di Jawa Tengah dan batch 3 di Jawa Timur. Ke depannya, kami ingin mendirikan wadah yang lebih lengkap lagi dari sekedar pelatihan-pelatihan sebelumnya. Kami ingin mendirikan akademi perkopian,” tuturnya.

Dari sejumlah instansi yang berkunjung ke tempata pelatihannya, menurut Yugian, seperti kunjungan dari Indag Jabar hingga Kementerian Luar Negeri dan dari kelompok-kelompok lainnya. “Dari orang-orang inilah mereka mendukung rencana pendirian akademi kopi, sehingga kemudian proyek ini muncul,” ujarnya.

Sejalan dengan semakin berkembangnya kopi sebagai alat diplomasi yang dilakukan Kementerian Luar Negeri, Gravfarm Indonesia juga menjadi langganan pelatihan bagi calon-calon diplomat  yang akan dikirim ke berbagai negara dengan diberikan pelatihan tentang kopi sebaai bahan diplomasi kopi yang akan dijalankan nantinya.

Halaman:

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub